Kamis, 23/07/2009 18:27 WIB
Jakarta - Anjloknya kualitas jaringan nirkabel pita lebar Indosat dan anak usahanya, Indosat Mega Media (IM2), diklaim karena pita 5 Mhz frekuensi 3G yang mereka tempati saat ini sudah tak sanggup lagi menahan lonjakan trafik pelanggan.
Nah, sembari berharap penambahan pita 5 MHz lagi untuk 3G, Indosat pun berharap kebutuhan akan peningkatan kualitas jaringan bisa sedikit banyak terbantu dengan lisensi broadband wireless access (BWA) yang mereka kuasai di 3,3 GHz dan 2,3 GHz.
"Kami pastinya terus berupaya untuk meningkatkan kualitas jaringan layanan,
apalagi sejak kami menang tender BWA 2,3 GHz di Jawa Barat untuk pita 15 MHz. Secara teknologi, bisa dikombinasikan antara BWA dan 3G," jelas Head of Public Relation Indosat, Adita Irawati, kepada detikINET, Kamis (23/7/2009).
Indosat sendiri mengaku keteteran dengan lonjakan pelanggan dan trafik 3G. Saat ini jumlah pelanggan broadband Indosat yang ada di IM2 telah mencapai 340 ribu. Jika digabung dengan pelanggan data ritel Indosat lain semisal BlackBerry, tiap minggunya trafik yang harus dialirkan anak usaha Qatar Telecom itu mencapai 100 terabyte.
Angka itu jelas lebih besar jika dibandingkan dua kompetitor terdekatnya. Jika ditilik dari basis jumlah pelanggan broadband, Telkomsel baru memiliki sekitar 250 ribu, dan Excelcomindo Pratama (XL) kurang lebih 70 ribu.
Jelas, kebutuhan Indosat akan penambahan frekuensi 3G akhirnya membuncah. Namun sayangnya, Indosat tak seberani Telkomsel yang beberapa waktu lalu meminta tambahan second carrier 5 MHz dengan nilai Rp 160 miliar. Angka tersebut merupakan harga terendah saat lelang 3G kali pertama di 2006, dimana penawaran terendah ini merupakan tawaran Indosat.
Langkah Indosat yang tak berani menawar tambahan frekuensi, akhirnya membuat trafik melonjak dan internet pun jadi sulit diakses. Tak pelak, Indosat dan anak usahanya jadi sasaran tembak kekesalan para pelanggannya.
Kekurangan lebar pita frekuensi pun coba diakali dengan menambah 1000 Node B untuk memperkuat infrastruktur 3G. Meski jaringan sedikit membaik, namun tetap saja tidak optimal. Ibarat menambah armada bus untuk mengangkut banyak penumpang tanpa disertai pelebaran jalan. Yang ada trafik data tetap macet saat peak time.
"Kami juga ingin tambah frekuensi 3G, tapi soal harga masih tunggu kajian dan persetujuan layer direksi dan dewan komisaris. Belum ada yang disampaikan ke pemerintah. Soal harga kajiannya berapa, itu rahasia dapur," terang Adita.
Indosat sendiri saat ini memiliki 14 ribu base transceiver station (BTS) untuk melayani seluler dan akses data. Khusus untuk internet broadband, 10% atau sekitar 1400 di antaranya dialokasikan untuk jaringan 3,5G melalui BTS Node B.
"Kalau ditanya soal kualitas jaringan, masak kita tidak mau memberikan kualitas yang baik. Tapi itu semua ada prosesnya," pungkas wanita kelahiran Yogyakarta ini.
(Dikutip dari : Achmad Rouzni Noor II - detikinet.com)
0 komentar:
Posting Komentar